Survei yang diselenggarakan oleh Indo Barometer, menyebutkan nama Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, masuk dalam daftar tokoh yang dianggap layak menjadi calon presiden.
Dalam survei yang dilakukan oleh Indo Barometer, mengajukan pertanyaan terbuka mengenai dukungan terhadap calon presiden. Hasilnya yaitu, sebanyak 31,3 persen responden memilih Presiden Republik Indonesia saat ini, Joko Widodo dianggap masih layak untuk memimpin Indonesia.
Di urutan kedua ada nama Prabowo Subianto, yang sebelumnya sempat mencalonkan diri jadi calon presiden yang melawan Jokowi pada Pilpres 2014.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan, di urutan ketiga, terdapat nama Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Basuki Tjahaja Purnama dipilih oleh 8,3 persen responden," ujar Qodari.
Survei yang diadakan oleh Indo Barometer itu sendiri, dilakukan di 34 provinsi dalam kurun 4-14 Maret 2017. Jumlah responden 1.200 dengan margin of error kurang lebih 3 persen. Beberapa pertanyaan diajukan secara terbuka sehingga responden bisa menulis sendiri jawabannya.
Sebelumnya ketika Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan kepada relawan Ahok-Djarot di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, para relawan pendukung pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat meneriakkan kata "Jokowi-Ahok" di depan Megawati.
Megawati juga sempat mengatakan bahwa Pilkada DKI 2017 merupakan kunci jika ingin memenangkan Pilkada Serentak 2018. Menurut Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut, Pilkada Serentak 2018 merupakan ajang pemanasan sebelum Pilpres 2019.
“Jadi Jakarta kalau menang, Insya Allah yang lain-lain bisa ngikut juga. 2018 itu persiapan untuk pemilihan presiden lho,” ujar Mega.
Saat itu, teriakan "Jokowi-Ahok" pun tiba-tiba terdengar saling bersahutan selama beberapa detik. Sampai akhinya Mega meminta mereka untuk tenang.
“Ya sudah deh enggak usah teriak-teriak. Kan itu baru 2019. Ya, deh saya tahu lah. Udah pokoknya,” ucap Megawati.
Dalam beberapa kesempatan ketika diwawancara, Ahok berulang kali mengatakan keinginan dirinya untuk bekerja di perusahaan swasta jika nanti ia tak berhasil menjadi gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Ahok juga mengungkapkan, bahwa dirinya sudah ditawari pekerjaan dengan gaji Rp 250 juta per bulan di luar bonus.
"Kalau anda pengin gubernur lain, saya puji Tuhan. Ngapain kerja pagi sampai malam urusin orang. Saya memang berniat nyapres. Mau jadi presiden direktur gue ha-ha-ha," ucap Ahok